Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris yang harus dicakup dalam bahan ajar
meliputi:
1. Kompetensi tindak bahasa yang terwujud dalam penguasaan empat keterampilan
berbahasa, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca(reading),
dan menulis (writing).
2. Kompetensi linguistik (kebahasaan) yang diwujudkan dalam kemampuan menerapkan
dan memahami unsur-unsur tatabahasa, kosakata, lafal, dan ejaan dalam teks dengan
benar.
3. Kompetensi sosiokultural yang diwujudkan dalam kemampuan menyatakan pesan
dengan benar dan berterima menurut konteks sosial budaya yang terkait dengan
kegiatan komunikasi yang dilakukan, antara lain, kemampuan memilih ujaran formal
dan informal dalam kegiatan komunikasi dengan mepertimbangkan siapa yang terlibat
dalam komunikasi, dimana komuniaksi dilakukan, dan dalam kaitan apa komunikasi
itu dilakukan.
4. Kompetensi strategi yakni merujuk kepada kemampuan dan keterampilan menerapkan
berbagai strategi agar komuniaksi tetap berjalan dengan efektif. Misalnya , kemampuan
menggunakan istilah yang mendekati, memfarafrase agar yang diutarakan lebih jelas,
dan menggunakan bahasa tubuh (body language) untuk memperjelas apa yang
dikomunikasikan.
5. Kompetensi wacana yang merujuk pada kemampuan menerapkan unsur-unsur bahasa,
seperti kata ganti, kata sambung, mengorganisasikan teks sehingga lebih mudah
difahami, dan dapat menerapkan struktur percakapan, seperti membuka percakapn,
berganti topik dalam kegiatan percakapan.
Kelima kompetensi yang menjadi acuan pengembangan bahan ajar ini ada yang dapat
disajikan secara eksplisit dalam pembelajaran dan ada pula yang implisit tersaji dalam
kegiatan penggunaan empat keterampilan bahasa. Sejalan dengan kurikulum mata
pelajaran Bahasa Inggris yang berlaku, urutan penyajian kompet ensi komunikasi diawali
dengan Kompetensi Tindak Bahasa. Ini menunjukkan bahwa fokus dalam kurikulum
tersebut adalah pada kompetensi ini yang diwujudkan dalam keempat keterampilan
berbahasa yang disajikan secara lebih eksplisit dalam pengertian unsur-unsur bahasa yang
menyangkut baik komptensi kebahasaan maupun kompetensi pembentuk wacana harus
disajikan dengan jelas agar siswa menguasai unsur-unusr bahasa tersebut, seperti kosakata,
ejaan, pelafalan, struktur yang diperlukan mereka untuk memahami bahasa yang mereka
pelajari. Sedangkan kompetensi lainnya, seperti kompetensi sosiokultural disajikan
secara implisit. Kompetensi-kompetensi tersebut sifatnya menopang kompetensi tindak
bahasa yang bermuara kepada kemampuan memahami wacana lisan dan tulis (melalui
kegiatan mendengarkan dan membaca) dan memproduksi wacana lisan dan tulis (melalui
berbicara dan menulis) yang disarankan dalam kurikulum.
Read more:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_INGGRIS/195802081986011-WACHYU_SUNDAYANA/ESP_Material_Development/Pedoman_Guru_ING_SMA_05_Bag_I.pdf
meliputi:
1. Kompetensi tindak bahasa yang terwujud dalam penguasaan empat keterampilan
berbahasa, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca(reading),
dan menulis (writing).
2. Kompetensi linguistik (kebahasaan) yang diwujudkan dalam kemampuan menerapkan
dan memahami unsur-unsur tatabahasa, kosakata, lafal, dan ejaan dalam teks dengan
benar.
3. Kompetensi sosiokultural yang diwujudkan dalam kemampuan menyatakan pesan
dengan benar dan berterima menurut konteks sosial budaya yang terkait dengan
kegiatan komunikasi yang dilakukan, antara lain, kemampuan memilih ujaran formal
dan informal dalam kegiatan komunikasi dengan mepertimbangkan siapa yang terlibat
dalam komunikasi, dimana komuniaksi dilakukan, dan dalam kaitan apa komunikasi
itu dilakukan.
4. Kompetensi strategi yakni merujuk kepada kemampuan dan keterampilan menerapkan
berbagai strategi agar komuniaksi tetap berjalan dengan efektif. Misalnya , kemampuan
menggunakan istilah yang mendekati, memfarafrase agar yang diutarakan lebih jelas,
dan menggunakan bahasa tubuh (body language) untuk memperjelas apa yang
dikomunikasikan.
5. Kompetensi wacana yang merujuk pada kemampuan menerapkan unsur-unsur bahasa,
seperti kata ganti, kata sambung, mengorganisasikan teks sehingga lebih mudah
difahami, dan dapat menerapkan struktur percakapan, seperti membuka percakapn,
berganti topik dalam kegiatan percakapan.
Kelima kompetensi yang menjadi acuan pengembangan bahan ajar ini ada yang dapat
disajikan secara eksplisit dalam pembelajaran dan ada pula yang implisit tersaji dalam
kegiatan penggunaan empat keterampilan bahasa. Sejalan dengan kurikulum mata
pelajaran Bahasa Inggris yang berlaku, urutan penyajian kompet ensi komunikasi diawali
dengan Kompetensi Tindak Bahasa. Ini menunjukkan bahwa fokus dalam kurikulum
tersebut adalah pada kompetensi ini yang diwujudkan dalam keempat keterampilan
berbahasa yang disajikan secara lebih eksplisit dalam pengertian unsur-unsur bahasa yang
menyangkut baik komptensi kebahasaan maupun kompetensi pembentuk wacana harus
disajikan dengan jelas agar siswa menguasai unsur-unusr bahasa tersebut, seperti kosakata,
ejaan, pelafalan, struktur yang diperlukan mereka untuk memahami bahasa yang mereka
pelajari. Sedangkan kompetensi lainnya, seperti kompetensi sosiokultural disajikan
secara implisit. Kompetensi-kompetensi tersebut sifatnya menopang kompetensi tindak
bahasa yang bermuara kepada kemampuan memahami wacana lisan dan tulis (melalui
kegiatan mendengarkan dan membaca) dan memproduksi wacana lisan dan tulis (melalui
berbicara dan menulis) yang disarankan dalam kurikulum.
Read more:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_INGGRIS/195802081986011-WACHYU_SUNDAYANA/ESP_Material_Development/Pedoman_Guru_ING_SMA_05_Bag_I.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar